Padatanah dengan tekstur lempung berpasir, lempung berdebu, dan liat, jagung yang dibudidayakan tanpa olah tanah memberikan hasil yang sama tingginya dengan yang dibudidayakan dengan pengolahan tanah konvensional (Widiyati et al. 2001, Efendi dan Fadhly 2004, Efendi et al. 2004, Fadhly et al. 2004, dan Akil et al. 2005).
– Biasanya petani menanam jagung dengan cara ditugal, yaitu tanah dilubangi menggunakan tongkat atau kayu sesuai dengan jarak yang diatur menggunakan tali, kemudian lubang diisi benih dan ditutup menggunakan tanah. Satu orang membuat lubang, satu lagi memasukan benih ke dalam lubang sambil menutup tanah. Setidaknya dalam penanaman secara manual membutuhkan dua orang pekerja. Agar lebih cepat dalam satu waktu bisa jalan lebih dari satu tim penanam. Jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan tentu semakin banyak. Padahal ketika musim tanam yang serempak seperti awal musim hujan, pasti membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak dan tentu tenaga kerja yang tersedia menjadi rebutan. Salah satu solusi untuk mengatasi keterbatasan tenaga kerja adalah penggunaan alat atau mesin penanam jagung atau planter. Belakangan ini planter jagung mulai dikenalkan untuk memudahkan dalam penanaman. Mulai planter yang kecil hingga planter besar. Jika menggunakan penanaman manual, dalam satu hektar membutuhkan setidaknya 12 orang pekerja. Yaitu 6 orang membuat lubang dan 6 orang penanam sekaligus menutup tanah, waktu yang dibutuhkan bisa satu hari kerja sekitar 8 jam. Sedangkan jika dibandingkan dengan menggunakan planter kecil saja, waktu yang dibutuhkan hanya setengah waktu penanam manual. Penggunaan tenaga kerja pun sangat irit, hanya satu orang bisa mengoperasikan sendiri. Kepraktisan planter adalah bisa membuat lubang tanam sekaligus memasukan benih dan menutup tanah secara bersama. Hal ini yang bisa membuat hemat waktu dan biaya. BACA LAINNYA
BABV PENYIAPAN LAHAN DAN TANAH Definisi: • Lahan adalah hamparan tanah pada suatu bentang alam • Tanah adalah bagian kerak bumi terluar tempat tanaman tumbuh Didalam perencanaan budidaya tanaman, langkah pertama yang dilakukan adalah : • Memilih jenis tanaman yang tepat utk diusahakan pada lahan yang ada, atau • Memilih lahan yang tepat
Cara Mudah Menanam Jagung Dengan Metode Tanpa Olah Tanah – Jagung Zea mays adalah salah satu jenis tanaman pangan penghasil karbohidrat yang banyak digunakan sebagai bahan pangan selain beras. Banyak orang yang melakukan budidaya jagung ini. Ada banyak cara menanam jagung, salah satunya yaitu dengan penerapan metode tanpa olah tanah atau TOT. Tanpa olah tanah sendiri yaitu cara menanam tanpa melakukan pengolahan tanah terlebih dahulu seperti penggemburan dan pembalikan terlebih dahulu, hanya membuat lubang tanam saja untuk membenamkan benih negara maju penanaman tanpa olah tanah terlebih dahulu merupakan hal biasa dan biasanya menggunaan alat planter, di Indonesia sendiri biasanya menggunakan cara tugal saja sudah cukup. Penanaman dengan metode tanpa olah tanah ini tidak dapat diterapkan di semua jenis lahan, metode ini hanya dapat diterapkan pada lahan yang memiliki tingkat kegemburan yang tinggi. Metode ini biasanya cocok diterapkan pada lahan sawah atau lahan bekas penanaman padi. Metode tanpa olah tanah memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini adalah kelebihan dan kekurangan metode tanpa olah tanah. Kelebihan Waktu budidaya lebih singkat karena tidak perlu melakukan pengolahan taah Lebih hemat biaya pekerja. Dapat menghindari kerusakan tanah. Dapat mengurangi erosi pada lapisan hara tanah dan bagian atas akibat pengolahan tanah. Kekurangan Terdapat kemungkinan tanah yang telah ditumbuhi gulma juga dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Ada kemungkinan sisa hama masih berkembang dalam lahn dan dapat mengganggu pertumbuhan tanaman yang akan ditaman karena tanah tidak dibuka. Persiapan Lahan Persiapan Mulsa Jerami Jerami yang ada pada lahan bekas tanaman padi dirajang atau dicacah kemudian ditaburkan ke permukaan lahan tanam secara merata. Penggunaan jerami ini yaitu sebagai mulsa penutup tanah. Persiapan Drainase Lakukan persiapan drainase pada lahan, drainase ini dibuat dengan bentuk garis lurus dengan jarak antara ruas sekitar 2 meter. Tujuan pembuatan drainase ini yaitu untuk membuang air yang berlebihan pada lahan. Pembersihan Gulma Gulma yang ada pada lahan tanam, dibersihkan dengan cara menyemprotkan herbisida yang sesuai dengan kebutuhan dan juga digunakan sesuai dosis yang dianjurkan. Setelah 3 hari penyemprotan herbisida, lakukan kembali pengontolan lahan, jika msih ada lakukan kembali penyemprotan secara berkala. Seminggu setelah penyemprotan herbisida, lahan sudah siap dilakukan penanaman jagung dengan metode ini. Pemupukan dan Pengapuran Apabila lahan yang digunakan kurang subur,lakukan pemupukan dengan menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang atau pupuk kompos. Pemberian pupuk tersebut dilakukan dengan cara menaburkan pupuk dalam bentuk larikan sesuai dengan baris pada lubang tanam. Dosis pupuk yang diberikan yaitu sekitar 1,5 hingga 2 ton per hektar lahan. Jika pH dalam tanah kurang memenuhi standar, bisa dilakukan pengapuran dengan dosis sekitar 300-400 kag/hektar lahan. Tahapan Penanaman Jagung Persiapan Benih Jagung Bibit yang digunakan yaitu bibit yang unggul dan memiliki tingkat keberhasilan tumbuh yang tinggi yaitu sekitar 95%. Setelah mendapatkan bibit, selanjutnya bibit direndam dengan menggunakan insektisida, tujuannha yaitu agar bibit tidak terserang hama dan penyakit. Apabila bibit yang akan ditanam adalah bibit pabrikan dan memiliki tampilan berwarna merah berarti bibit tersebut telah dicampur dengan insektisida jadi anda tidak perlu merendamnya lagi. Pengaturan Jarak Tanam Jagung Jarak tanam yang digunakan untuk menanam jagung dalam satu baris yaitu sekitar 20 cm dan jarak tanam antar baris yaitu sekitar 70-75 cm. Apabila bedengan yang digunakan yaitu memiliki lebar sekitar 2 meter maka dalam setiap bedengan akan terdapat sekitar 3 baris. Penanaman Jagung Penanaman benih jagung bisa dilakukan seminggu setelah pemypukan dan juga pengapuran. Lubang tanam yang digunakan dapat dibuat dengan cara tugal atau menggunakan mesin planter. Lubang tanam yang digunakan yaitu setidaknya memiliki kedalaman sekitar 3-5 cm. Dalam setiap lubang tanam dimasukkan 2 biji benih jagung kemudian timbun kembali dengan menggunakan tanah disekitar lubang. Setelah tanam siapkan pula tempat untuk menyemaikan benih guna untuk menyulam benih yang tumbuh dengan normal atau mati. Penyemaian dilakukan secara bersamaan dengan penanaman agar nantinya saat penyulaman tanaman memiliki pertumbuhan yang sama dengan tanaman yang ditanam. Pemupukan Tanaman Jagung Dalam satu masa tanam lakukan pemupukan sebanyak 2-3 kali bergantung dengan tingkat kesuburan tanah dan benih bibit yang tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea, SP-36 dan juga pupuk KCl. Dosis yang diberikan yaitu sekitar 350 kg Urea, 200 kg SP-36 dan 100 kg KCl per hektar lahan. Untuk pemupukan 2 kali dalam masa tanam dapat dilakukan pada saat tanamn berumur 10 hari setelah tanam dan 35 hari setelah tanam, sedangkan untuk yang 3 kali dalam satu masa tanam dapat dilakukan pada saat tanaman berumur sekitar 7-10 hari setelah tanam, 28-30 hari setelah tanam dan 40-45 hari setelah tanam. Demikian artikel pembahasan tentang”Cara Mudah Menanam Jagung Dengan Metode Tanpa Olah Tanah“, semoga bermanfaat dan jangan lupa ikuti postingan kami berikutnya. Sampai jumpa
4 Tanaman jagung membentuk ANAKAN bila tanaman dipupuk terlalu banyak Nitrogen pada awal pertumbuhan. 5. Gejala serangan PENYAKIT pada batang juga menyebabkan timbulnya ikatan pembuluh yang berwarna kehitaman pada batang bagian atas dengan warna yang lebih gelap pada batang bagian bawah. Penanaman biji jagung masih dilakukan dengan menggunakan alat tugal. Penggunaan alat tanam seperti ini kurang optimal karena membutuhkan waktu lama dan jarak tanam tidak beraturan. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah mendesain dan menguji alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas lahan tanpa olah tanah. Penelitian diawali dengan mengidentifikasi kondisi lahan, kemudian menetapkan parameter desain, membuat gambar desain alat, melakukan perakitan, dan uji kinerja alat tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas lapangan aktual KLA adalah 0,27 ha/jam, kapasitas lapangan teoritis KLT adalah 0,31 ha/jam, dan efisiensi alat EA adalah 85,11%. Jarak antar baris tanaman adalah 20,87 cm dan lebar baris tanaman adalah 35,06 cm. Berdasarkan uji lapangan diketahui bahwa alat ini dapat digunakan dengan baik dan bisa mempercepat proses penanaman biji jagung di lahan tanpa olah tanah. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, 91, 48-56 48 DOI ISSN 2301-8119, e-ISSN 2443-1354 Tersedia online di DESAIN DAN UJI KINERJA ALAT TANAM BIJI JAGUNG SISTEM DORONG BARIS GANDA DI LAHAN TANPA OLAH TANAH Design and Performance Test of Corn Seeds Planter of Double Row Push System on Land without Tillage Ansar*, Murad, Sukmawaty, Fakhrul Irfan Khalil, Ahyar Ulumuddin Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pangan dan Agroindustri, Universitas Mataram, Jl. Majapahit No. 62, Mataram 83125, Indonesia E-mail* ansar72 Diterima November 2020 Disetujui Maret 2021 ABSTRACT Planting corn kernels is still done using a drilling system. This kind of planting tool is not optimal because it takes a long time, and the spacing is irregular. Thus, this study aimed to design and conduct a performance test of a double row push system for increasing the efficiency and productivity of land without tillage. The research begins with identifying land conditions, then determining design parameters, drawing tool designs, assembling and testing the planting tools' performance. The results showed that the actual field capacity AFC was ha/hour, the theoretical field capacity TFC was ha/hour, and the tool efficiency TE was The distance between the rows of plants was cm and the width of the rows was cm. Based on field tests, it was known that this tool can be used properly and can accelerate the planting of corn kernels on land without tillage. Keywords seeds planter; corn seed; field capacity; without tillage ABSTRAK Penanaman biji jagung masih dilakukan dengan menggunakan alat tugal. Penggunaan alat tanam seperti ini kurang optimal karena membutuhkan waktu lama dan jarak tanam tidak beraturan. Dengan demikian, tujuan penelitian ini adalah mendesain dan menguji alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas lahan tanpa olah tanah. Penelitian diawali dengan mengidentifikasi kondisi lahan, kemudian menetapkan parameter desain, membuat gambar desain alat, melakukan perakitan, dan uji kinerja alat tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas lapangan aktual KLA adalah 0,27 ha/jam, kapasitas lapangan teoritis KLT adalah 0,31 ha/jam, dan efisiensi alat EA adalah 85,11%. Jarak antar baris tanaman adalah 20,87 cm dan lebar baris tanaman adalah 35,06 cm. Berdasarkan uji lapangan diketahui bahwa alat ini dapat digunakan dengan baik dan bisa mempercepat proses penanaman biji jagung di lahan tanpa olah tanah. Kata kunci alat tanam; biji jagung; kapasitas lapang; tanpa olah tanah Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, 91, 48-56 49 PENDAHULUAN Jagung Zea mays L. merupakan jenis tanaman terbanyak kedua setelah padi yang banyak dibudidayakan di Indonesia Syafruddin, et al., 2012. Pada awalnya tanaman ini berasal dari daerah tropis, namun saat ini telah berkembang dengan pesat dan tidak menuntut persyaratan khusus untuk bisa tumbuh dengan baik Permanasari & Kastono, 2012. Saat ini kebutuhan jagung terus meningkat seiring dengan ragam pemanfaatan jagung, baik untuk pemenuhan kebutuhan manusia, maupun untuk pengolahan pakan ternak Karima, et al., 2013. Namun, produksi jagung belum mampu untuk memenuhi permintaan tersebut Nariratih, et al., 2013. Luas budidaya jagung juga menunjukkan peningkatan signifikan dari 0,7 ha menjadi 1,5 ha Ansar, et al., 2020. Guna mendukung peningkatan produktivitas jagung, diperlukan dukungan penerapan alat dan mesin budidaya jagung yang tepat dan bersifat spesifik lokasi Syafa’at & Subantoro, 2017. Menanam biji jagung pada umumnya dilakukan dengan memasukkan biji ke dalam lubang dengan kedalaman 3-7 cm menggunakan alat tugal Pomalingo, 2020. Masing-masing lubang diisi dengan biji yang jumlahnya tidak tetap, tergantung jumlah yang terambil di tangan pekerja Djoyowasito, et al., 2017. Jarak tanam terkadang tidak teratur, sehingga pada saat bibit tumbuh, jarak antar tanaman ada yang terlalu berdekatan dan ada pula yang berjauhan Wirawan, et al., 2018. Selama ini metode menanam biji jagung yang dilakukan oleh petani masih menggunakan alat tugal, akibatnya kedalaman dan jarak tanaman tidak seragam dan tidak teratur, sehingga kurang optimal Ansar, et al., 2020. Pemakaian alat tugal sangat tidak efisien dari segi biaya, tenaga, dan waktu yang dibutuhkan Pomalingo, 2020. Selain itu, membutuhkan waktu yang terlalu lama dan sangat melelahkan karena para pekerja harus bekerja dalam posisi jongkok untuk memasukkan biji jagung ke dalam tanah dan menutupi lubang dengan tanah kembali Iskandar, et al., 2017. Jika pekerjaan ini dilakukan secara terus-menerus dalam jangka waktu yang cukup lama, maka bisa dipastikan sangat mengganggu kesehatan pekerja karena tulang punggung akan terasa pegal dan sakit Ansar, 2011. Saat ini sudah banyak hasil penelitian tentang alat tanam semi mekanis yang dirancang untuk mempermudah petani dalam melakukan pekerjaan budidaya jagung Idhansyah, et al., 2019. Akan tetapi, alat tanam semi mekanis yang telah dirancang pada umumnya belum optimal untuk menghasilkan jumlah populasi tanaman karena jarak tanam yang belum teratur dengan baik. Jarak tanam yang optimal adalah 20 x 35 cm untuk menghasilkan populasi tanaman sekitar 98 ribu/ha Jaya, et al., 2015. Jumlah populasi tanaman yang tinggi masih memungkinkan tanaman jagung untuk dapat memaksimalkan intersepsi cahaya matahari untuk proses fotosintesis yang dapat meningkatkan produktivitas lahan Andrade, et al., 2002. Dengan demikian, perlu dikembangkan alat tanam biji jagung yang dapat mengatur jarak tanam dengan presisi yang tinggi agar produktivitas lahan dapat meningkat secara optimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mendesain dan menguji kinerja alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda untuk meningkatkan efisiensi waktu dan tenaga petani jagung. METODE PENELITIAN Bahan dan Alat Penelitian Bahan utama yang digunakan untuk pembuatan alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda, antara lain besi cor, besi silinder, besi siku, besi pelat, aluminium, plastik akrilit, pegas, laker, rantai besi. Bahan penunjang yang dibutuhkan adalah kawat las, dempul, meni, cat, dan amplas. Peralatan utama yang digunakan adalah mesin potong listrik, las listrik, mesin bor, Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, 91, 48-56 50 dan mesin gergaji besi, sedangkan peralatan penunjang adalah kunci pas, ring, dan sock. Bahan uji yang digunakan adalah benih jagung varietas Bisi yang dibeli di pasar lokal di Mataram, NTB. Sedangkan alat ukur penelitian yang digunakan adalah tachometer digital, timbangan digital, stopwatch, pita ukur, dan rollmeter. Prosedur Desain dan Perakitan Alat Proses desain dan perakitan alat dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Mesin Pertanian Program Studi Teknik Pertanian Universitas Mataram. Proses diawali dengan identifikasi kondisi lahan tanaman jagung, penetapan parameter desain, pembuatan gambar sketsa alat tanam, pembuatan desain alat menggunakan software Autocad, pengadaan bahan dan komponen alat, dan terakhir perakitan alat tanam. Analisis rancangan pada setiap komponen alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda dilakukan untuk mengetahui kesesuaian antar komponen. Komponen-komponen utama yang dianalisis adalah tangkai kemudi, mulut tanam, tangki biji, rotor penjatah benih, jumlah biji yang jatuh per lubang, putaran roda, kedalaman penanaman di permukaan tanah, dan penutup lubang. Spesifikasi alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda yang telah dirancang memiliki 5 lima bagian utama Gambar 1, yaitu 1. Tangkai kemudi berfungsi untuk mendorong, mengarahkan, menjaga keseimbangan, dan mengendalikan alat. 2. Mulut tanam berfungsi untuk membuka alur tanah agar biji dapat jatuh ke dalam lubang tanah. 3. Rotor penjatah biji berfungsi untuk mengatur penjatuhan biji dalam jumlah tertentu. 4. Tangki biji berfungsi untuk menampung biji sebelum ditanam yang bisa mengalir jatuh berdasarkan gaya gravitasi bumi menuju pengatur penjatah biji. 5. Penutup lubang berupa roda berbentuk tabung silinder yang berfungsi menutup lubang setelah ditaburi biji. Gambar 1. Alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda 1 tangkai kemudi, 2 roda penutup lubang, 3 alat penjatah benih, 4 tempat pemasukan benih Tangkai kemudi alat tanam terbuat dari besi silinder berdiameter 2,5 mm. Mulut tanam berbentuk tirus dengan ukuran 80 mm. Rotor penjatah dan tangki bernih terbuat dari plastik akrilik setebal 0,3 mm. Alat penutup lubang terbuat besi silinder dengan diameter 100 mm. Uji Kapasitas Alat Uji kapasitas alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda dilakukan di laboratorium dan di lahan sawah tanpa olah tanah. Uji laboratorium dilakukan untuk memastikan seluruh komponen alat dapat bekerja sesuai dengan fungsinya, antara lain sistem transmisi, kecepatan putaran roda, mekanisme sistem penjatah biji, jumlah biji per lubang, dan mekanisme kerja penutup lubang. Selanjutnya, dilakukan uji lapangan di lahan sawah berukuran panjang 25 m dan lebar 15 m Gambar 2. Jarak antara dan lebar baris tanaman biji jagung yang ditetapkan pada alat adalah 20 x 35 cm. Pada saat alat tanam melintas di lahan sawah dilakukan pengukuran kecepatan maju Vm dengan waktu tempuh untuh jarak 10 m t10. Berdasarkan data ini, dapat dihitung kapasitas lapangan aktual KLA, kapasitas lapangan teoritis KLT, dan efisiensi lapangan EL menggunakan Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, 91, 48-56 51 Persamaan 1, 2, dan 3 berturut-turut Hermawan, 2011.    …………………………. 1     ………………… 2   ………………….. 3 Dengan KLA = kapasitas lapangan aktual ha/jam KLT = kapasitas lapangan teoritis ha/jam Ll = luas lahan tertanam ha Wt = waktu total yang digunakan untuk menanam jam V = kecepatan maju alat di lahan m/detik jt = jarak antar tanaman m 0,36 = faktor konversi m²/detik = 0,36 ha/jam EA = efisiensi alat % Gambar 2. Sketsa pengambilan data di lapangan Analisis Data Anaisis data yang digunakan adalah analisis regresi untuk mengevaluasi hubungan antara parameter desain terhadap KLA, KLT, dan EA alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda. Keeratan hubungan ditandai dengan nilai koefisien diterminasi R2. Semakin tinggi nilai R2 berarti terdapat hubungan yang erat Ansar, et al., 2012. HASIL DAN PEMBAHASAN Uji Kinerja Alat Uji kinerja alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda dilakukan pada 2 dua lokasi yang berbeda, yaitu di laboratorium dan di lahan sawah tanpa olah tanah. Uji di laboratorium bertujuan untuk memastikan setiap komponen alat dapat bekerja maksimal sesuai dengan fungsinya. Beberapa komponen penting yang telah diuji, antara lain sistem transmisi, kecepatan putaran roda, mekanisme sistem penjatah biji, jumlah biji per lubang, dan mekanisme kerja penutup lubang. Langkah awal pengujian yang dilakukan di laboratorium adalah melakukan pengoperasian alat tanam biji jagung baris ganda ini dengan cara mendorong tangkai kemudi sambil memperhatikan kecepatan putaran roda, tuas pengungkit penjatah biji, dan proses jatuhan biji di ujung mulut tanam Gambar 3. Hasil pengujian awal ini menunjukkan bahwa setelah roda berputar, terjadi sistem transmisi yang menghubungkan antara tuas pengungkit yang menyatu dengan mulut tanam untuk membuka alur tanah agar biji dapat jatuh ke dalam lubang tanah, kemudian diikuti oleh penutup lubang. Gambar 3. Uji kinerja alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda di laboratorium Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, 91, 48-56 52 Setelah dilakukan uji laboratorium, diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa semua komponen alat tanam biji jagung baris ganda sistem dorong telah berfungsi dengan baik. Lalu dilanjutkan uji lapangan di lahan sawah milik petani di Desa Gumantar Kabupaten Lombok Utara Gambar 4. Luas lahan yang digunakan untuk uji lapangan adalah 375 m2 25 x 15 m. Jarak dan baris tanaman telah ditentukan berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yaitu 0,2 x 0,35 m. Gambar 4. Uji lapangan alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda di lahan sawah milik petani di Desa Gumantar Kabupaten Lombok Utara Untuk mendapatkan hasil pengujian yang maksimal dan presisi, uji lapangan dilakukan di lahan sawah milik petani agar kinerja alat dapat dilihat secara langsung oleh calon pengguna, yaitu petani jagung. Lokasi uji lapangan ini merupakan lahan sawah tadah hujan yang kondisinya kering pada saat dilakukan pengujian tanpa olah tanah. Proses pengujian dimulai dari pemasukan biji jagung di tangki penampungan biji sampai pada pengamatan jumlah biji yang keluar dan tertanam di dalam lubang. Hasil pengujian di lapangan menunjukkan bahwa kinerja alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda ini masih belum sempurna. Hal ini terlihat pada saat alat tanam melintasi tekstur tanah yang keras dan berbatu, mulut tanam tidak bisa membuka alur tanah yang sesuai untuk kebutuhan kedalaman lubang. Hal ini terjadi karena bobot alat yang masih ringan karena tangki biji belum diisi penuh sesuai kapasitas maksimal. Selain itu, kondisi lahan sawah tanpa olah tanah yang sangat keras menyebabkan sulit terbentuk alur. Hal yang sama pernah dilaporkan oleh peneliti sebelumnya Sianipar & Fatoni, 2019 bahwa kondisi struktur tanah yang keras sangat sulit terbentuk alur tanam pada saat ditugal, sehingga jarak tanaman terkadang tidak teratur sesuai jarak yang diinginkan. Lebih lanjut Idhansyah, et al. 2019, mengatakan bahwa hasil jarak tanam yang diperoleh pada setiap petakan dapat berbeda-beda karena disebabkan tidak ratanya permukaan tanah, sehingga pada saat alat tanam melintas di lintasan tanam terdapat bedeng yang membuat alat tersebut bergeser. Kinerja Penanaman Hasil pengukuran pada petak 1 diperoleh jarak antara baris tanaman rata-rata 21,36 cm dan lebar baris tanaman rata-rata 34,75 cm. Untuk petak 2 diperoleh jarak antara baris tanaman rata-rata 20,12 cm dan lebar baris tanaman rata-rata 35,27 cm. Sedangkan pada petak 3 ditemukan jarak antara baris tanaman rata-rata 21,13 cm dan lebar baris tanaman rata-rata 35,16 cm Tabel 1. Tabel 1. Jarak tanaman setiap petak Jarak antar baris tanaman cm Data pada Tabel 1 menunjukkan bahwa jarak dan lebar baris tanaman yang diperoleh dari setiap petak memiliki nilai rata-rata yang berbeda-beda. Hal ini diduga terjadi karena kountur dan struktur tanah yang tidak rata, sehingga pada saat alat tanam melintas terdapat tumpukan yang dapat menyebabkan alat tanam bergeser. Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, 91, 48-56 53 Faktor lain yang berpengaruh terhadap perbedaan nilai rata-rata adalah teknis pengukuran, namun nilai standar deviasi yang sangat kecil, yaitu 0,63 cm. Hal yang sama pernah dilaporkan oleh Marliah, et al. 2010, bahwa perbedaan antara jarak dan baris tanaman disebabkan oleh adanya perbedaan permukaan tanah pada setiap petakan lahan. Hasil penelitian Neo & Ceunfin 2018 juga melaporkan bahwa jarak tanaman berpengaruh secara signifikan terhadap hasil panen jagung. Jarak tanaman 60 x 25 cm memberikan hasil yang lebih besar jika dibandingkan dengan jarak tanaman 75 x 25 cm dan 90 x 25 cm. Jarak tanaman yang terlalu berjauhan dapat menurunkan hasil panen sebesar 15% pada jarak tanaman 75 x 25 cm dan 29% pada jarak tanaman 90 x 25 cm. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil panen tanaman jagung menurut peneliti sebelumnya Silaban, et al., 2013 adalah melakukan pengaturan jarak dan baris tanaman per satuan luas. Jarak tanaman jagung sangat berhubungan erat dengan ruang tumbuh. Jarak tanaman yang terlalu renggang tidak efisien dalam pemanfatan lahan, sebaliknya apabila terlalu rapat terjadi persaingan untuk mendapatkan unsur hara, air, dan cahaya matahari yang mengakibatkan produktifitas berkurang. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan tanaman jagung, salah satunya adalah jarak tanaman. Menurut Yulisma 2015, peningkatan pertumbuhan tanaman jagung dapat dilakukan dengan metode pengaturan jarak dan baris tanaman agar mencapai pertumbuhan yang maksimal. Lebih lanjut Bolly 2018, menjelaskan bahwa pengaturan jarak tanaman dapat meminimalkan kompetisi intra dan inter spesies populasi dan jumlah tanaman yang berlebihan dapat mengurangi terjadinya persaingan faktor-faktor pertumbuhan tanaman, seperti unsur hara, air, radiasi matahari, dan ruang pertumbuhan. Sebaliknya, menurut Aisyah & Herlina 2018, jarak tanaman yang terlalu lebar, walaupun mampu memperbaiki pertumbuhan kanopi dan akar tanaman secara individual, tetapi memberikan peluang tumbuhnya gulma. Tanaman jagung yang disertai pertumbuhan gulma dapat merugikan karena terjadi kompetisi dalam pemanfaatan unsur hara, air, cahaya, dan ruang tumbuh Khodijah, et al., 2014. Jarak tanaman yang renggang, selain mengurangi jumlah populasi tanaman, juga mengurangi pemanfaatan cahaya matahari dan unsur hara tanaman, karena sebagian radiasi matahari hanya jatuh ke permukaan tanah dan unsur hara dapat hilang sebagai akibat dari penguapan Wiresyamsi, et al., 2018. Yulisma 2015 juga melaporkan bahwa jarak tanaman yang terlalu berdekatan dapat mengganggu pertumbuhan, tetapi jika terlalu berjauhan dapat mengurangi jumlah tanaman per satuan luas. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini mendukung hasil penelitian Wiresyamsi, et al. 2018, yang menunjukkan bahwa pengaturan jarak tanaman sangat penting dilakukan untuk menghasilkan pertumbuhan tanaman yang sama, pendistribusian unsur hara yang seragam, efisiensi penggunaan lahan, dapat mempermudah perawatan, mampu menekan pertumbuhan hama dan penyakit, dan juga dapat mengetahui jumlah benih yang dibutuhkan untuk penanaman. Selain itu, menurut Farida, et al. 2017, penggunaan jarak tanam yang terlalu berdekatan dapat menyebabkan daun kanopi jagung saling terganggu, sehingga pertumbuhan tanaman menjulang tinggi ke atas dan memanjang karena adanya persaingan untuk memperoleh sinar matahari. Akibat jangka panjang adalah mengganggu proses fotosintesis dan produktivitas tanaman tidak bisa optimal. Pada prinsipnya pengaturan jarak tanaman bertujuan untuk memberikan kesempatan kepada tanaman agar dapat tumbuh dengan baik tanpa mengalami gangguan dengan memanfaatkan lingkungan secara maksimal. Efisiensi Alat Berdasarkan hasil pengujian di lapangan diperoleh nilai kapasitas lapangan Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, 91, 48-56 54 aktual KLA, kapasitas lapangan teoritis KLT, dan efisiensi alat EA seperti ditunjukkan pada Tabel 2. Pada tabel tersebut terlihat bahwa nilai KLA rata-rata sebesar 0,27 ha/jam, sedangkan untuk nilai KLT rata-rata sebesar 0,31 ha/jam, sehingga efisiensi alat tanam diperoleh rata-rata sebesar 85,11%. Pada petak 1 diperoleh efisiensi alat tanam paling tinggi jika dibandingkan dengan petak 2 dan 3. Hal ini diduga karena kondisi awal alat tanam dalam keadaan siap untuk dioperasikan. Pada petak 2 dihasilkan efisiensi alat tanam paling rendah jika dibandingkan dengan petak 1 dan 3. Efisiensi alat tanam yang rendah di petak 2 disebabkan karena ada waktu yang digunakan untuk belok, sehingga berpengaruh terhadap kapasitas lapangan aktual KLA. Tabel 2. Data efisiensi alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda Hasil yang diperoleh dari perhitungan efisiensi alat adalah 85,11% untuk luasan lahan 0,0375 ha 25 x 15 m. Efisiensi alat tergantung dari perbandingan nilai KLA dan KLT Tabel 2. Efisiensi yang diperoleh dari penelitian ini lebih tinggi 3,11% dari pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Djoyowasito, et al. 2017, tentang uji performansi dan rancang bangun mesin penanam benih jagung sistem tugal yang hanya menghasilkan efisiensi 82%. Nilai efisiensi alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda sangat dipengaruhi oleh lamanya waktu yang digunakan pada saat menanam biji jagung. Selain itu, efisiensi juga dipengaruhi oleh kondisi tanah lahan yang keras dan kurang gembur karena tidak dilakukan pengolahan tanah. Adanya alang-alang dan tumbuhan lain juga berpengaruh terhadap efisiensi. Semakin cepat waktu penanaman, semakin efisien penggunaan waktu dan tenaga kerja. Hal yang serupa pernah dilaporkan oleh Idhansyah, et al. 2019, bahwa waktu penanaman yang relatif singkat dapat memberikan efisiensi yang lebih tinggi pula. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil uji lapangan alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda pada lahan seluas 735 m2, dapat disimpulkan bahwa alat dapat berfungsi dengan baik untuk menanam jagung di lahan tanpa olah tanah. Data kapasitas lapangan aktual KLA adalah 0,27 ha/jam, kapasitas lapangan teroritis KLT adalah 0,31 ha/jam, dan efisiensi alat EA adalah 85,11%. Jarak antar baris tanaman rata-rata adalah 20,87 cm dan lebar baris tanaman rata-rata adalah 35,06 cm. Saran Nilai efisiensi alat tanam biji jagung sistem dorong baris ganda belum optimal. Untuk memperoleh nilai efisiensi yang tinggi, maka kondisi lahan perlu diolah terlebih dahulu agar alang-alang dan tumbuhan lain tidak mengganggu pada saat penanaman. DAFTAR REFERENSI Aisyah, Y., & Herlina, N. 2018. Pengaruh Jarak Tanam Tanaman Jagung Manis Zea mays L. var. saccharata pada Tumpangsari Dengan Tiga Varietas Tanaman Kedelai Glycine max L. Merrill. Jurnal Produksi Tanaman, 61, 66-75. Andrade, F. H., Calvino, P., Cirilo, A., & Barbier. 2002. Yield Responses to Narrow Rows Depend on Increased Radiation Interception. Agronomy Journal, 94, 975-980. Ansar. 2011. Desain dan Uji Performansi Roda Sirip Lengkung Traktor Tangan untuk Pengolahan Tanah di Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, 91, 48-56 55 Lahan Kering. Jurnal Agritech, 313, 201-206. Ansar, Murad, Putra, G. M., & Hartuti, H. 2020. Pemetaan Lahan Pertanian di Kabupaten Lombok Timur Menggunakan Sistem Informasi Geografis SIG. Jurnal Teknik Pertanian Lampung, 92, 140-148. Ansar, Sukmawaty, Sabani, R., & Murad. 2020. Penerapan Alat Tanam Biji Jagung Sistem Dorong di Desa Gumantar Kabupaten Lombok Utara-NTB. Jurnal Abdi Mas TPB, 22, 32-37. Ansar; Cahyawan; Safrani. 2012. Karakteristik Pengeringan Chips Mangga Menggunakan Kolektor Surya Kaca Ganda. Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 232, 153-157. Bolly, Y. Y. 2018. Pengaruh Jarak Tanam dan Jumlah Benih Perlubang Tanam Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis Zea mays Saacaratha L. Bonanza F1 di Desa Wairkoja, Kecamatan Kewapante, Kabupaten Sikka. Agrica, 112, 164-178. Djoyowasito, G., Sutan, S. M., Hendrawan, Y., & Hilmi, M. 2017. Uji Performansi Rancang Bangun Mesin Penanam Benih Jagung Zea mays L. Sistem Tugal. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 51, 49-55. Farida, N., Wiresyamsi, A., Budianto, V. F., Dahlan, M., & Wangiyana, W. 2017. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Ketan pada Berbagai Jarak Tanam, Pola Barisan, dan Tumpangsari dengan Tanaman Legum di Lahan Sawah Entisol. Agroteksos Agronomi Teknologi dan Sosial Ekonomi Pertanian, 251, 72-78. Hermawan, W. 2011. Perbaikan Desain Mesin Penanam dan Pemupuk Jagung Bertenaga Traktor Tangan. Jurnal Keteknikan Pertanian, 251, 9-18. Idhansyah, Rantung, R. A., & Ludong, D. P. 2019. Uji Teknis Alat Tanam Jagung Zea mays L. Tipe TP CSM 15 dengan Menggunakan Traktor Tangan sebagai Alat Penarik. Jurnal Cocos, 15, 1-7. Iskandar, M., Syafriandi, & Mustaqimah. 2017. Desain dan Pengujian Alat Tanam Benih Jagung. Jurnal Ilmiah Mahasiswa JIM Pertanian, 21, 314-319. Jaya, I. K., Sudirman, & Jayaputra. 2015. Karakteristik Pertumbuhan dan Daya Hasil Beberapa Jagung Varietas Hibrida yang Ditanam dengan Populasi Berbeda di Lahan Kering. Agroteksos, 251, 144-150. Karima, S. K., Nawawi, M., & Herlina, N. 2013. Pengaruh Saat Tanam Jagung dalam Tumpangsari Tanaman Jagung Zea mays L. dan Brokoli Brassica oleracea L. var. botrytis. Jurnal Produksi Tanaman, 13, 87-92. Khodijah, N. S., Kusmiadi, R., & Sartika, S. 2014. Optimalisasi Produksi Kacang Tanah dan Jagung pada Pola Tanam Tumpangsari dengan Perlakuan Defoliasi Jagung. Enviagro, Jurnal Pertanian dan Lingkungan, 72, 1-6. Marliah, A., Jumini , & Jamilah. 2010. Pengaruh Jarak Tanam Antar Barisan pada Sistem Tumpangsari Beberapa Varietas Jagung Manis dengan Kacang Merah terhadap Jurnal Ilmiah Rekayasa Pertanian dan Biosistem, 91, 48-56 56 Pertumbuhan dan Hasil. Jurnal Agrista, 141, 30-37. Nariratih, I., Damanik, B., Majid, M., & Sitanggang, G. 2013. Ketersediaan Nitrogen pada Tiga Jenis Tanah Akibat Pemberian Tiga Bahan Organik dan Serapannya pada Tanaman Jagung. Jurnal Agroekoteknologi, 13, 479-488. Neo, F. X., & Ceunfin, S. 2018. Effect of Intercropping Models and Spacing Arrangement of Rice Bean Vigna angularis L. Local Cultivar on Growth and Yield Of Maize Plant Zea mays L.. Savana Cendana, 31, 14-17. Permanasari, I., & Kastono, D. 2012. Pertumbuhan Tumpangsari Jagung dan Kedelai pada Perbedaan Waktu Tanam dan Pemangkasan Jagung. Jurnal Agroteknologi, 31, 13-20. Pomalingo, M. 2020. Rancang Bangun dan Uji Kinerja Tugal Jagung untuk Lahan Miring. Jurnal Teknologi Pertanian Gorontalo JTPG, 51, 1-8. Sianipar, T. O., & Fatoni, Z. 2019. Perancangan Alat Penanam Benih Jagung dan Penyiraman. Turbulen Jurnal Teknik Mesin, 21, 25-32. Silaban, E. T., Purba, E., & Ginting, J. 2013. Pertumbuhan dan Produksi Jagung Manis Zea mays sacaratha strut L. pada Berbagai Jarak Tanam dan Waktu Olah Tanah. Jurnal Agroekoteknologi Universitas Sumatera Utara, 13, 808-818. Syafa’at, I., & Subantoro, R. 2017. Perancangan Alat Penanam Benih Jagung Multi Fungsi bagi Masyarakat Singorojo Kendal. Jurnal Abdimas Unwahas, 22, 40-44. Syafruddin, Nurhayati, & Ratnawati. 2012. Pengaruh Jenis Pupuk terhadap Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Jagung Manis. Jurnal Floratek, 7, 107-114. Wirawan, D. A., Haryono, G., & Susilowati, Y. E. 2018. Pengaruh Jumlah Tanaman per Lubang dan Jarak Tanam terhadap Hasil. Jurnal Ilmu Pertanian Tropika dan Subtropika, 31, 5-8. Wiresyamsi, A., Akraf, J., & Ngawit, I. K. 2018. Pengaruh Jarak Tanam dan Pola Barisan Jagung terhadap Hasil Kedelai Glycine max L. Merril yang Ditanam-Sisip di antara Bekas Barisan Jagung. Crop Agro, Jurnal Ilmiah Budidaya, 52, 17-23. Yulisma, Y. 2015. Pertumbuhan dan Hasil Beberapa Varietas Jagung pada Berbagai Jarak Tanam. Jurnal Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 303, 196-203. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this Gumantar memiliki lahan kering seluas 120 ribu hektar yang berpotensi ditanami jagung Zea mays L.. Desa ini merupakan salah satu sentra produksi jagung yang dapat menopang kebutuhan jagung di Provinsi NTB. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan introduksi alat penanam biji jagung sistem dorong. Kegiatan ini berkolaborasi dengan kelompok mitra UKM Lembah Telaga dengan anggota berjumlah 45 orang beralamat di Dusun Amor-amor, Desa Gumantar, Kec. Kayangan, Kabupaten Lombok Utara, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Metode yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut adalah society parcipatory yaitu mitra berperan aktif secara langsung dalam berbagai proses dan tahapan kegiatan. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa penggunaan alat tanam biji jagung sistem dorong mampu meningkatkan produksi lahan hingga 9,2 ton/ha. Introduksi teknologi ini kepada kelompok mitra dapat mempercepat proses penanaman biji jagung. Alat ini cocok digunakan pada area pegunungan, kebun, dan persawahan, jarak tanam dan jumlah biji dapat diatur, dan kedalaman lubang tanam juga dapat disesuaikan. Keunggulan lainnya adalah alat tanam ini sangat praktis, ergonomis, mudah dioperasikan, ramah lingkungan, dan harga terjangkau dan dapat digunakan pada berbagai jenis tekstur study aimed to analyze and to map the ability of agricultural land in East Lombok Regency West Nusa Tenggara Province using Geographic Information System GIS. The method used in this research is descriptive to analyze and match data on the condition of the study area with the criteria for land capability class refer to the Minister of Environment Regulation of 2009. The parameters observed were soil texture, slope, drainage, effective depth, erosion, and flood threat. The results showed that East Lombok Regency was included in 6th land capability classes, namely class II, III, IV, VI, VII and VIII. Land with class IV dominates the research area is km2 which is spread almost in all districts in East Lombok Regency. Areas with class II, III, and IV land are the land that can be used for agricultural cultivation, while class VI, VII, and VIII land is the land with heavy inhibitor factors, so it is better left in natural Yasintha BollyPlant Spacing and the Number of Seeds per Planting hole is one of the factors that affect plant growth and yield. therefore. the study entitled The Effect of Planting Distance and Number of Perforated Planting Seeds on Growth and Yield of Sweet Corn Zea mays Saacaratha L. Bonanza F1 in Wairkoja Village, Kewapante District, Sikka Regency, has been carried out. This study uses a randomized block design RCBD, which consists of two 2 factors, namely, spacing J and the number of seeds per planting hole W as follows J1 Length 50 cm x Width 25 cm. These two factors are combined to obtain nine treatment combinations. The observed variables were plant height cm, number of leaves strands, wet weight of trees, N, P, K pH, and C-organic soil. Based on the research that has been done, it can be concluded that the treatment of spacing did not affect the growth and production of corn, the number of seeds did not affect the number of leaves and the combined treatment of the number of seeds and spacing did not affect the wet weight of the Fikri PomalingoPenanaman jagung di provinsi Gorontalo di lakukan pada lahan datar dan lahan miring. Dari survei yang dilakukan, lebih dari 60% penanaman jagung dilakukan pada lahan miring. Kemiringan lahan yaitu 20-60o. Penanaman jagung di lahan datar biasa dilakukan dengan mengolah tanah terlebih dahulu menggunakan bajak sapi dan traktor roda empat. Penanaman jagung di lahan miring dilakukan dengan sistem TOT Tanpa Olah Tanah. Sistem TOT dilakukan karena sulitnya mengolah tanah pada lahan miring. Penanaman jagung dilakukan dengan sistem tugal. Pada saat melakukan penanaman para petani biasanya membutuhkan tenaga kerja 2 orang atau lebih dengan upah kerja perhari Rp Tugal yang digunakan terbuat dari kayu yang ujungnya ditajamkan dengan diameter 4-7 cm, dan panjang berkisar antara 120 – 150 cm disesuaikan dengan tinggi petani. Penelitian ini bertujuan merancang GAULMI Tugal Jagung Lahan Miring 3 in 1, untuk mempermudah petani dalam membudidayakan tanaman jagung. Keunggulan alat ini adalah dapat melakukan proses 3T Tancap, Taruh, dan Timbun dengan cepat dan membutuhkan tenaga kerja lebih sedikit. Hasil pengujian menunjukkan bahwa alat ini dapat beroperasi dengan baik pada lahan. Jumlah benih yang dikeluarkan untuk sekali penugalan mencapai 2-3 biji dengan kedalaman 2-3 Iskandar Mustaqimah MustaqimahSyafriandi SyafriandiAbstrak. Alat tanam merupakan suatu alat yang digunakan untuk menempatkan benih tanaman yaitu biji-bijian, bibit, batang atau sebagian tubuh tanaman lain diatas atau dibawah permukaan tanah. Alat tanam didesain memiliki fungsi untuk mempercepat proses penanaman pada lahan jagung dan mempermudah serta tidak memakan waktu yang lama. Tugal ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan perkebunan yaitu keterbatasan waktu. Cara kerja tugal penanam jagung semi mekanis menggunakan pegas pada saat mata tugal masuk ke dalam tanah. Pengatur pengeluaran benih tertekan keatas oleh permukaan tanah. Kemudian mendorong tangkai pegas, sehingga lubang benih terbuka dan benih pun terjatuh ke bawah yang dibuat oleh mata tugal. Selanjutnya pada saat tugal diangkat dari permukaan tanah, tugal kembali pada posisi semula karena kerja dari kapasitas kerja tugal semi mekanis ditentukan dengan kecepatan penanaman. Pada pengujian ini untuk jarak benih perbaris menggunakan jarak yang umum digunakan yaitu 50 cm. Pengambilan data kecepatan kerja alat dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan pada jarak 17 meter. Dengan asumsi sepanjang 17 meter bila jarak antar benih tiap baris 50 cm maka sebanyak 36 lubang tanam. Dari hasil perhitungan kapasitas kerja tugal penanam ini yaitu ha/jam. Hasil kedalaman tanam pada pengulangan ke 1 kedalaman tanam benih rata-rata jatuh pada lubang tanam adalah 4,08 cm. Pada pengulangan ke 2 kedalaman tanam benih rata-rata jatuh pada lubang tanam adalah 3,94 cm. Sedangkan pada pengulangan ke 3 kedalaman tanam benih rata-rata jatuh pada lubang tanam adalah 4,05 cm. Design and Testing Tools Planting Corn SeedsAbstract. A planting tool is a tool that is used to place the seed crop is grain, seed, stem or any part of the body other plants above or below the ground surface. A planting tool designed to have a function to accelerate the process of planting the corn field and enables easy and does not take a long time. A planting tool is expected to overcome the problems of plantation that time constraints workings drill corn planter mechanically using spring when the eyes drill into the ground. Regulatory seed depressed spending upwards by the soil surface. Then push the stalk of the spring, so that the holes open seeds and seeds also fell down created by the drill eye. Furthermore, when the drill is lifted from the ground, drill back to its original position due to the work of the working capacity spring. Examination semi mechanical drill is determined by the speed of planting. In this test for distance using a distance line seeds commonly used is 50 cm. Speed data retrieval tool work done 3 times a repetition at a distance of 17 meters. Assuming a 17-meter when the distance between seeds in each row 50 cm by 36 planting holes. From the calculation of working capacity drill this planter is ha / hour. Planting depth results on repeatability to 1 seed planting depth average on hole fall planting is cm. on repetition to 2 seed planting depth average on hole fall planting is cm. while at repetition to 3 seed planting depth average on hole fall planting is Performansi Rancang Bangun Mesin Penanam Benih Jagung Zea mays L. Sistem TugalG DjoyowasitoS M SutanY HendrawanM HilmiDjoyowasito, G., Sutan, S. M., Hendrawan, Y., & Hilmi, M. 2017. Uji Performansi Rancang Bangun Mesin Penanam Benih Jagung Zea mays L. Sistem Tugal. Jurnal Keteknikan Pertanian Tropis dan Biosistem, 51, dan Hasil Tanaman JagungN FaridaA WiresyamsiV F BudiantoM DahlanW WangiyanaFarida, N., Wiresyamsi, A., Budianto, V. F., Dahlan, M., & Wangiyana, W. 2017. Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Ketan pada Berbagai Jarak Tanam, Pola Barisan, dan Tumpangsari dengan Tanaman Legum di Lahan Sawah Entisol. Agroteksos Agronomi Teknologi dan Sosial Ekonomi Pertanian, 251, Desain Mesin Penanam dan Pemupuk Jagung Bertenaga Traktor TanganW HermawanHermawan, W. 2011. Perbaikan Desain Mesin Penanam dan Pemupuk Jagung Bertenaga Traktor Tangan. Jurnal Keteknikan Pertanian, 251, Teknis Alat Tanam Jagung Zea mays L. Tipe TP CSM 15 dengan Menggunakan Traktor Tangan sebagai Alat PenarikRantung IdhansyahR A LudongIdhansyah, Rantung, R. A., & Ludong, D. P. 2019. Uji Teknis Alat Tanam Jagung Zea mays L. Tipe TP CSM 15 dengan Menggunakan Traktor Tangan sebagai Alat Penarik. Jurnal Cocos, 15, 1-7. maksimal Petani jagung di Indonesia mengenal dua sistem pengolahan tanah yaitu pengolahan tanah secara sempurna dan sistem tanpa olah tanah (TOT) (Fitria et al., 2017). Sistem pengolahan tanah sempurna biasanya dilakukan pada lahan yang belum pernah digunakan, sehingga perlu dilakukan pengolahan tanah ± 3 kali agar tanah menjadi subur. Sedangkan,
PemeliharaanTanaman. 1) Penjarangan dan Penyulaman. Kedelai mulai tumbuh kira-kira umur 5-6 hari. Dalam kenyataannya tidak semua biji yang ditanam dapat tumbuh dengan baik, sehingga akan terlihat tidak. seragam. Untuk menjaga agar produksi tetap baik, benih kedelai yang tidak tumbuh sebaiknya segera diganti dengan biji-biji yang baru yang
Sebelumpenanaman padi terlebih dahulu dilakukan pembuatan baris tanam dengan dimulai mempersiapkan alat garis tanam dengan ukuran jarak ditentukan, dengan jarak tanam 20 cm (antar barisan dan pada barisan tengah) x 10 cm (barisan pinggir) x 40 cm (barisan kosong) dengan jumlah populasi per hektar dapat mencapai 400.000 bibit/hektar.
B Penanaman . 1. Pengolahan Tanah . Tanaman jagung menghendaki struktur tanah yang gembur, berdrainase baik, serta mengandung cukup oksigen guna pertumbuhan yang optimal. Oleh karena itu, sebelum melakukan penanaman terlebih dahulu dilakukan pengolahan tanah yang tepat dan benar. Tanah harus dibajak atau dicangkul kemudian digemburkan.
FxC8.
  • k85owmdd28.pages.dev/330
  • k85owmdd28.pages.dev/22
  • k85owmdd28.pages.dev/8
  • k85owmdd28.pages.dev/395
  • k85owmdd28.pages.dev/12
  • k85owmdd28.pages.dev/144
  • k85owmdd28.pages.dev/210
  • k85owmdd28.pages.dev/325
  • k85owmdd28.pages.dev/32
  • alat tanam jagung tanpa olah tanah